Hujan lebat yang turun sejak Selasa (31/12) sore membuat wilayah Kota Bekasi dikepung banjir pada awal tahun 2020, tak terkecuali SMP N 7 BEKASI.

Kota Bekasi menjadi wilayah terdampak banjir yang parah. Tercatat, ada 69 titik banjir di 10 Kecamatan se-Kota Bekasi.Dari 10 kecamatan, Bekasi Selatan menjadi wilayah dengan ketinggian banjir di atas satu meter.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi Inayatullah menyebut, ada 152 sekolah di Kota Bekasi terdampak banjir sejak Rabu (1/1/2020) lalu.
Namun, ia mengklaim bahwa Senin (6/1/2020), 152 sekolah tersebut sudah dapat menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar.
Pada hari pertama masuk sekolah di semester 2, hari senin (06/01/2020) para pelajar SMP N 7 Bekasi membersihkan area sekolah, mulai dari halaman hingga kelas mereka masing-masing.

Proses kegiatan belajar mengajar di SMP N 7 Bekasi, Jalan Belanak Raya, perum 2, Bekasi Selatan, harus tertunda.

Dengan berbekal alat kebersihan, mereka membersihkan air dan lumpur sisa banjir yang masuk.
dokumen-dokumen sekolah dan siswa menjadi barang yang paling parah terdampak banjir. Kemudian, disusul buku-buku paket dan buku-buku perpustakaan yang hampir seluruhnya ludes terendam banjir.

Kemudian baru alat-alat elektronik seperti sound system, komputer, hingga meja dan bangku.
Ruang guru SMP N 7 Bekasi merupakan bangunan lama yang paling parah terdampak banjir

Hampir selama 2 hari kegiatan bersih- bersih dilaksanakan di SMP N 7 Bekasi, dan pada hari Jum’at (10/01/2020) kepala sekolah SMP N 7 Bekasi, Bapak Drs. Markum Sukmajaya memberikan bantuan kepada siswa dan guru korban banjir.

Ada sekitar 275 siswa SMP N 7 Bekasi dan Sekitar 52 siswa USB SMP 51 Bekasi yang mendapatkan santunan.

Santunan juga diberikan kepada sekitar 22 dewan guru, staf TU, pustakawan dan karyawan SMP N 7 Bekasi terdampak banjir.

Kegiatan santunan dan bersih-bersih telah diselesaikan. Kini SMP N 7 Bekasi bersiap kembali melaksanakan Agenda kegiatan Belajar Mengajar seperti biasa.

